Salah pilih sepeda

Gowes dalam kabut

“Kok bisa salah pilih sepeda ? Bukahkan sudah bertahun-tahun sepedaan ke berbagai lokasi di Jogja ?”

Pertanyaan itu bukan hanya ditujukan ke aku, juga ditujukan ke berbagai pesepeda lain yang dianggap salah pilih sepeda karena tidak sesuai dengan medan atau rute yang dilalui. Kejadiannya sih beberapa hari lalu ketika aku ngobrol bareng komunitas sepeda yang baru saja kuikuti dan tanpa terasa masuk rute yang belum pernah kulalui dengan medan yang cocok untuk cros country (MTB XC) tapi kurang cocok dengan sepeda “baruku”.

Sepeda Hijau Go Green

Sepeda Hijau Go Green

Kecepatan langsung menurun karena harus memilih lintasan yang cocok dengan ban yang kupakai. Semua goweser yang bersamaku memang memakai jenis sepeda gunung, sehingga mereka seperti berada di habitatnya, nyaman dan “mental-mentul”, sementara aku harus memilih lintasan yang paling mulus di antara jalan yang tidak mulus 🙂

Awalnya aku hanya berdua dengan mas Anjat, bersepeda menuju Warung Ijo Pakem untuk ngobrol sesama pesepeda yang selalu memenuhi warung. Kalau tidak salah pagi itu ada juga rombongan dari Kapolda yang rajin menyemarakkan suasana warijo (Warung Ijo). Setelah ngobrol kesana-kemari dengan berbagai teman pesepeda dari berbagai komunitas, maka akupun melanjutkan rute gowesku menuju ke arah Prambanan.

“Jangan nanjak lagi ya mas, sudah cukup sampai Warung Ijo saja dan kita langsung pulang”, begitu yang kudengar obrolan di komunitas yang mengajakku gowes ke arah Prambanan.

“Yuk Ngetan! (ke timur)”, kata mereka dan akupun mengikuti mereka sambil ngobrol sepanjang jalan. Sampai akhirnya, tahu-tahu aku harus berhadapan dengan jalan tanah dan akhirnya jalan tanah yang kulalui terlihat penuh dengan batu lepas (terlepas). Aku sudah tidak bisa mundur lagi, jadi tinggal mengatur irama agar tidak ketemu batu runcing yang bisa membuat ban sepedaku bocor.

Salah rute sepeda

Salah rute sepeda

Selepas dari acara salah rute, aku memasuki rute jalan raya yang mulus dan akupun mengarahkan sepeda ke Car Free Day Jogja. Tulisan yang ada di spanduk cukup menarik, meskipun masih ada juga yang protes terhadap tulisan itu. Di Jakarta, seorang temanku pernah diskusi denganku tentang CFD Jakarta,”mas Eko, bukankah untuk menuju ke lokasi CFD, beberapa orang kulihat membawa mobil dan menggantungkan sepedanya di bagian belakang mobil, apakah itu maksudnya CFD ? Hanya sehari saja dalam sebulan atau seminggu dan tetap memanfaatkan kendaraan berBBM ?”

Real CFD Jogja

Real CFD Jogja

Kali ini yang kujumpai di Tugu, sebagai awal lokasi jalan CFD adalah sebuah sepeda yang antik, karena dinaiki oleh seorang cewek dengan kostum sehari-hari dan bukan kostum sepedaan. Misi yang dibawanya juga sangat menarik. Sebuah pertunjukan “Konser tentang rasa” yang akan digelar di Taman Budaya Yogyakarta di akhir bulan. Berita ini yang kubaca di iklan yang diusung sang pesepeda cantik ini.

Bertempat di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta, Frau mencoba menghadirkan pengalaman baru yang lebih menyeluruh dalam menikmati musik dalam sebuah konser yang bertajuk “Konser Tentang Rasa.”

Akupun melanjutkan kemeriahan CFD Jogja di sepanjang jalan Mangkubumi, banyak spot yang kulihat menarik dengan gelaran spanduk di sebelah kanan jalan, sepanjang ratusan meter, tergeletak di aspal Mangkubumi. Aku sempat berhenti sebentar di depan Angkringan KR untuk menyaksikan anak muda yang bergerombol memeriahkan acara musik santai. Mereka terlihat begitu ceria menikmati jalan lenggang pagi ini. Tidak ada asap pekat knalpot dan tidak ada kebisingan suara knalpot yang pagi ini memekakkan telinga di berbagai sudut kota Jogja, berkah dari adanya pawai salah satu pawai parpol.

Memang nikmatnya hidup ini ketika bisa menikmati kesejukan kota Jogja di waktu pagi di lokasi yang masih berkabut dengan oksigen murni, gratis dan penuh kesejukan alami. Indahnya gowes di Jogja. Semoga ke depan tidak salah pilih sepeda lagi.

Gowes dalam kabut

Gowes dalam kabut

14 komentar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.