Gowes bareng Maarten Nijland

Sebagian panitia Gowes KM Nol sentul

Hari ini aku bangun lebih pagi, cepat-cepat mandi plus upacara ritual di kamar mandi dan segera meluncur ke parkiran sepeda seusai subuhan. Acara Gowes Komunitas WSKT akan diadakan hari ini, materi acaranya adalah coaching clinic dengan pembalap dari Belanda yang dulu pernah menjadi pemandu Gowes Amsterdam-Paris 600 km, jadinya akan ada acara “Gowes bareng Maarten Nijland” setengah hari ini.

Rute yang dipilih adalah, jalan datar di aspal mulus sejauh 42 km dan lanjut jalan nanjak di Sentul KM Nol sepanjang sekitar 14 km, total jarak adalah 56 km. Sebagian peserta mulai mengayuh sepeda sejak dari Cawang sampai Sentul Apartment dan sebagian lainnya mulai mengayuh sepeda dari Sentul Apartment langsung. Untuk acara gowes etape ke 2, Sentul Apartment menanjak ke Kilomenter Nol, maka para goweser diberi beberapa tips bersepeda.

“In English oke?”, katanya.

Aku langsung mencari penterjemah dan ada dua orang yang bersedia menjadi penterjemah, tetapi ternyata semua peserta terlihat sudah faham dengan apa yang disampaikan mas Maarten, sehingga suasana jadi penuh gelak dan canda.

Sesi Penjelasan langsung praktek

Sesi Penjelasan langsung praktek

Pengalaman gowes bareng mas Maarten Nijland ini tentu tidak disia-siakan oleh semua goweser, meskipun ilmu yang diberikan oleh pembalap yang pernah ikut Tour D’France ini, mungkin sama saja dengan ilmu yang biasa didapat dari master Goweser Indonesia. Setidak-tidaknya akan ada acara penyamaan persepsi antara Goweser manca negara dan goweser dalam negeri.

Acara Coaching clinic sendiri memang sangat menarik, meskipun di sela-sela acara, ada juga yang mencoba narsis ketika mas Maarten memberi “kuliah”-nya. Suasana memang sangat cair, sehingga semua peserta bisa dengan santai ngobrol dengan mas Maarten Nijland. Waktu sesi poto bersama, bahkan putri mas Maarten yang belum kenal baik denganku, langsung nempel di dekatku dan mengalungkan lengannya di leherku.

Keakraban bisa dimana saja

Keakraban bisa dimana saja

“Pak Eko sedang momong cucunya tuh, mesra banget”, komentar itu langsung bersahutan ketika melihat adeganku dengan putri mas Maarten yang cantik ini.

Selama mengayuh sepeda dari Cawang-Sentul-Kom Nol Sentul, mas Maarten memang tidak henti-hentinya memberi masukan pada peserta gowes. Melihat aku yang selalu ada di deretan terakhir rombongan, mas Maarten langsung menempelku dan memberi arahan agar aku lebih cepat mengayuh sepeda dengan cara mengganti gir belakang dan gir depan sepedaku.

“Faster faster faster !!!”, katanya.

Aku beralasan bahwa harus ada sweeper di deretan paling belakang, karena di depanku adalah para bosku. Mas Maarten tersenyum dan kemudian meninggalkanku dengan kayuhannya yang bertenaga.

“Please protect your boss”, katanya

KM Nol sentul yang panas puol :-)

KM Nol sentul yang panas puol 🙂

Beberapa masukan dari mas Maarten yang kucatat dari hasil penjelasannya adalah sebagai berikut :

  1. Pilih ban ukuran 700x25c dengan tekanan angin sekitar 100-120 psi sesuai dengan rute yang diambil.
  2. Disarankan untuk keamanan memakai rem cakram, terutama dalam kondisi jalan yang banyak menurun.
  3. Pemanasan sebelum bersepeda sifatnya mutlak, lakukan sebaik mungkin untuk mendapat hasil olah raga yang baik.
  4. Minuman sebelum berolah raga adalah minuman elektrolit dan diminum satu jam sebelum berolah raga
  5. Gowes tanjakan yang pake “cleat” jangan ditekan di ujung kaki, harus didorong seluruh telapakan (seperti menginjak)
  6. Untuk tanjakan,  digowes sambil berdiri, badan tidak boleh condong ke depan, karena beban jadi terpusat di depan semua, harus tetap di tengah, sehingga beban merata.
  7. Pas jalan menurun, pegangan lebih stabil di drop bar (bagian bawah).
  8. Pandangan saat jalan menurun, juga jangan fokus pada ban saja, tetapi sedikit lebih jauh ke depan, agar apa yang akan dilalui sudah diketahui sebelum sampai lokasi.
  9. Saat mengayuh sepeda, dimulai dengan kayuhan pemanasan, setelah itu mulai dengan kayuhan yang bertenaga dan setiap beberapa menit diberi istirahat dengan kayuhan ringan, kemudian kayuh bertenaga lagi.
  10. Bagi yang powernya kuat, posisi sadel lebih ditarik ke belakang, tetapi untuk yang powernya kurang, posisi sadel lebih dimajukan.

Terima kasih buat mas Maarten dan teman-teman Goweser Jakarta yang sudah berpartisipasi dalam acara ini. Semoga saat mas Maarten di Jogja, bisa kita ulangi lagi. Salam sehat buat semua.

Sebagian panitia Gowes KM Nol sentul

Sebagian panitia Gowes KM Nol Sentul

Pulang menuju Cawang, Mas Maarten sempat menimang jam Garmin Fenix 3,”jam yang bagus dan masih baru :-)”. Semoga jam ini bermanfaat bagi olah ragaku, melebihi manfaat jam Garmin Forerunner 920xt. Aamiin.

21 komentar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.