Saatnya jalan kaki

Apakah sudah bosan gowes dan pingin olah raga yang lainnya ? Apakah ingin aktif renang lagi ataukah yang lebih santai dari renang dan gowes ? Mungkin ini saatnya jalan kaki mulai dipikirkan. Makin sering terlihat kegiatan jalan kaki atau lari dimana-mana, baik sendirian ataupun berkelompok. Kelonpok jalan kaki atau lari bahkan bukan hanya kelompok-kelompok kecil saja, tapi sudah sampai ke tingkat kelompok besar dan diadakan di sebuah kota dalam event nasional.
Bulan depan pasti akan bermunculan event “Kartini Run” atau semacamnya. Nama hanya untuk penarik saja, kegiatan bisa bisa dalam bentuk lari marathon, lari cepat atau lari santai. Bagi banyak penggemar olah raga “kaki”, maka jalan kaki memang yang paling populer dan mengena di setiap segmen masyarakat. Tua-muda, kaya miskin, semuanya bisa bersatu dalam event jalan kaki.
Ketika jalan kaki diubah sedikit menjadi jalan cepat atau lari, maka persiapannya menjadi tidak sesederhana kalau jalan santai. Pakaian yang dikenakan harus beda dengan pakaian jalan santai yang hanya mengeluarkan sedikit keringat. Lari cepat ataupun lari marathon, akan menghasilkan keringat yang lebih cepat, apalagi kalau larinya melewati terik matahari, keringat bisa menghabiskan air dalam tubuh. Bahaya dehidrasi akan muncul dalam kondisi ini, untuk inilah diperlukan bahan kaos yang “fit dry”.
Olah raga apa saja sebenarnya sama saja akibatnya bagi kesehatan tubuh kita, yang penting dipilih olah raga yang sesuai dengan kondisi badan kita, artinya sesuai dengan umur, tingkat kebugaran dan beberapa batasan yang lain. Olah raga yang dipilih harus bisa dinikmati oleh kita sendiri, jika tidak akan menyebabkan olah raga pilihan kita menjadi tidak menarik dan ahirnya berhenti berolah raga.
Padahal semua orang paham perlunya berolah raga, tapi bila pilihan olah raganya tidak cocok akan mengakibatkan gagalnya berolah raga. Waktu untuk berolah raga juga jangan sampai menyita perhatian kita, artinya harus dipilih yang opaling tidak mengganggu aktifitas kita sehari-hari. Komunitas gowesku memilih waktu sehabis subuh pada hari Rabu dan Jumat, waktu pemilihan ini berdasar beberapa pertimbangan, misalnya waktu yang paling luang dan yang opaling bisa diikuti oleh semua anggota komunitas.
Perlu dipikirkan juga antara berolah raga sendirian atau bersama teman-teman. Ada sebagian orang suka berolah raga sendirian dan ada yang suka olah raga berbarengan dalam suatu komunitas olah raga. Ketika seseorang yang suka olah raga sendirian masuk dalam komunitas olah raga, maka bukan tidak mungkin dia akan tidak lama mengikuti kegiatan olah raganya. Begitu juga sebaliknya, ketika seseorang gemar berolah raga sambil berkomunikasi dalam suatu kelompok, ketika akhirnya dia “terpaksa” harus memilih olah raga sendirian, maka kegiatannya tidak akan berumur panjang.
Sebaiknya olah raga utama kita cukup 2 hari dalam seminggu, sisanya bisa diisi dengan oalh raga selingan yang berbeda modelnya, sehingga kegiatan olah raga tidak menjadi monotone dan akhirnya bosan dan berhenti. Bisa juga diseling dengan jenis olah raga yang berbeda komunitasnya dan berbeda cara berolah raganya, misalnya penggemar oalh raga sepeda, diseling dengan olah raga lari/jalan kaki atau renang.
Yang biasa olah raga sendirian, cobalah sesekali ikut bersama-sama komunitas oalh raga yang berkelompok. Sudah lazim dalam sebuah kantor ada waktunya mengadakan olah raga bersama, apapun bentuknya, cobalah mengikutinya dan rasakan sensasi berbeda dengan oalh raga kita sebelumnya. Pada intinya memilih olah raga harus berdasar kesenangan kita, baru kemudian dirinci lagi, apakah sesuai dengan kondisi tubuh kita. Harus dipertimbangkan juga cara kita menikmati olah raga, apakah lebih nikmat sendirian atau berkelompok. Pilihlah yang paling nikmat dan kemudian dipikirkan variasi yang mungkin, misalnya setiap minggu bersama kawan dan setiap bulan berolah raga sendirian.
Olah raga dipilih yang paling sesuai dengan hati kita dan cocok dengan kondisi badan kita, akan sangat berguna bagi kebugaran kita. Di jalan umum atau blusukan di kampung tergantung kesenangan kita dan keamanan kita. Kalau sudah bosan berenang serta olah raga lainnya, mungkin bisa dipikirkan “saatnya jalan kaki” 🙂
Ingat jalan kaki itu olah raga bagus murah dan sehat !!!
Ping-balik: break dulu | Runner dan Goweser Jogja
Ping-balik: TDA Runner | Runner dan Goweser Jogja
Ping-balik: Indonesia bermasker | Runner dan Goweser Jogja
Ping-balik: Saatnya berlari | Runner dan Goweser Jogja
Ping-balik: Kenali kondisi tubuhmu | Runner dan Goweser Jogja
Ping-balik: 10 ribu langkah per hari | Runner dan Goweser Jogja
Ping-balik: Jangan lupa bahagia | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Hidup sehat dengan olah raga | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Event lari bertebaran | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Diskusi Subuh | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Konsistensi olah raga | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Rutinitas olahraga lebih penting daripada maksimalisasi | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Tips pola hidup sehat | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Alumni UGM bergerak | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Olah raga saat bulan puasa | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Semangat jalan pagi | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Jalan sehat keliling kampung | Blogger Goweser Jogja
setahun terakhir ini aku lebih sering lari om, sampai beberapa kali ikutan lomba.
masih gowes juga sih, tapi lone rider, belum nemu klub 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
lari memang lebih santai dibanding gowes, jadi apa saja olah raganya yang penting sesuai dengan kata hati 🙂
salam olah raga mas Bro 🙂
terima kasih sudah mampir !
SukaSuka